Friday, September 12, 2014

Analisis Atas Solusi Solar Air

Berdasarkan sumber http://web.atjehcyber.net/2014/08/solar-air-solusi-kelangkaan-bbm.html, solar air dapat menjadi solusi alternatif untuk mengurangi dampak kelangkaan BBM yang saat ini Indonesia alami. Dikabarkan bahwa solar air tidak menghasilkan risiko terhadap mesin dan lingkungan. Alih-alih, solar air dapat mengurangi polusi yang ditimbulkan bahan bakar solar murni.

Menurut analisis yang saya lakukan berdasarkan kanun dari National Society of Professional Engineers (NSPE), saya menarik kesimpulan secara garis besar solusi ini dapat cukup ampuh dalam meminimalisir dampak negatif dari kelangkaan BBM yang sekarang ini kita hadapi. Namun, ada beberapa hal yang patutnya diperhatikan. Hal-hal tersebut saya sajikan dalam beberapa poin sebagai berikut:

1. Masih menggunakan sebagian besar BBM dalam campuran
Alternatif bahan bakar solar air masih menggunakan solar sebesar 70%. Ini berarti solusi alternatif ini tidak serta merta mengatasi masalah kelangkaan BBM, namun sekedar mengurangi dampak kelangkaan BBM. Walau begitu, seperti kata pepatah "sedikit-sedikit lama-lama menjadi bukit", solusi ini nampaknya memiliki prospek yang cukup bagus, mengingat solar banyak digunakan oleh para nelayan untuk menggerakan perahu mesin mereka saat menangkap ikan. Dengan adanya bahan bakar solar air ini, paling tidak para nelayan dapat lebih mengendurkan pengeluaran mereka.

2. Mengandung 20% bahan aditif yang belum jelas
Bahan bakar solar air ini terdiri dari 70% solar, 10% air, dan 20% bahan aditif. Yang dipermasalahkan di sini adalah bahan aditif yang masih belum jelas dampaknya bagi lingkungan dan masyarakat, baik dalam jangka pendek mapun panjang. Walaupun sumber mengatakan bahwa solar air tidak memiliki dampak negatif terhadap lingkungan maupun kesehatan masyarakat, namun tetap saja tidak ada bukti saintifik yang menyertainya. 

Sudah jelas, bahwa dalam kanun National Society of Professional Engineers (NSPE), kita harus mengutamakan keamanan, kesehatan, dan kesejahteraan masyarakat, sehingga hal yang masih di bawah bayang-bayang ini harusnya dijelaskan dan dibuktikan secara lebih mendetil dan ilmiah, agar tidak ada risiko yang muncul kemudian hari.

3. Solusi diusulkan oleh para praktisi yang kompeten
Hal ini baik, mengingat menurut kanun National Society of Professional Engineers (NSPE), suatu keputusan solusi terhadap suatu masalah harusnya dilakukan oleh orang-orang yang kompeten. Mengingat solusi mengenai solar air ini dicetuskan oleh mahasiswa Fakultas Teknik Mesin, seharusnya solusi ini kredibel dan dapat dipertanggungjawabkan.

Namun, ada baiknya kalau solusi solar air ini dikaji bersama oleh beberapa praktisi dari bidang lain. Mengapa? Karena, seperti yang kita ketahui, kita harus mengetahui dampak yang mungkin ditimbulkan dari bahan bakar ini. Tidak hanya terhadap mesin, tapi juga lingkungan dan kesehatan masyarakat, oleh karena itu ada baiknya para mahasiswa Fakultas Teknik Mesin berkoordinasi dengan mahasiswa-mahasiswa atau bahkan para profesional di bidang-bidang lain, seperti teknik lingkungan dan kesehatan masyarakat.

Jadi, secara garis besar saya dapat menyimpulkan bahwa solusi ini memiliki prospek yang bagus ke depannya, karena dapat mengurangi tingkat konsumsi BBM, terutama solar. Namun, alangkah baiknya jika solusi disertai dengan kajian ilmiah yang lebih mendetil dan transparan agar masyarakat dapat menerimanya dengan lebih yakin.

Analisis dengan Matriks Keputusan Etis (Ethical Decision Matrix)


No comments:

Post a Comment