Thursday, January 2, 2014

Fakta Tentang: Evolusi

1.Bukan Hanya Charles Darwin yang Mencetuskan Teori Evolusi

Ada beberapa ilmuwan lain yang juga mencetuskan teori evolusi, antara lain: Buffon, Jean Baptiste Lamarck, Charles Lyell, dan August Weissman. Namun, semua teori dari ilmuwan-ilmuwan itu sedikit banyak berbeda satu sama lain.

                Misalkan saja pada teori evolusi terhadap jerapah setelah ditemukannya fosil jerapah yang berleher pendek. Lamarck berteori bahwa jerapah mula-mula berleher pendek, namun seiring waktu, daun-daun yang merupakan makanan jerapah mulai berkurang, dan yang tersisa hanya dedaunan yang ada di pucuk atas pohon. Untuk meraihnya, jerapah-jerapah tersebut menjulur-julurkan lehernya secara rutin sehingga lama-kelamaan leher mereka memanjang dan sifat leher panjang ini diturunkan kepada keturunannya secara genetis.

                Berbeda dengan Lamarck, Darwin berteori bahwa dulu terdapat jerapah yang berleher panjang dan berleher pendek. Seiring waktu, dedaunan yang tumbuh di ranting pohon bagian bawah habis dan yang tersisa hanya dedaunan di puncak pohon. Ini menyebabkan jerapah yang berleher pendek lambat laun kelaparan dan akhirnya mati akibat kelaparan. Akibatnya hanya jerapah yang berleher panjanglah yang selamat dan menurunkan sifat leher panjangnya kepada keturunan selanjutnya secara genetis. Dan sekarang kita sudah tahu bahwa gen tidak bisa diubah hanya dengan gerakan berulang-ulang seperti yang diteorikan oleh Lamarck, sehingga kita dapat berkesimpulan bahwa teori Darwin lah yang mempunya nilai faktual yang jauh lebih besar.


Teori Lamarck (kiri) dan Teori Darwin (kanan) Tentang Evolusi Jerapah

2.Nenek Moyang Pertama Manusia Adalah Bakteri
               
Dalam teori evolusi, manusia (Homo Sapiens) berasal dari manusia awal (Early Homo). Manusia awal tersebut tidak tepat jikalau disebut dengan monyet ataupun kera. Karena manusia awal dan kera mempunyai jalur evolusi yang berlangsung bersamaan, namun manusia awal dan primata lain memiliki nenek moyang yang sama. Nenek moyang manusia (dan manusia modern juga) tergolong sebagai mamalia.
Tiktaalik roseae

                Lebih jauh lagi, mamalia berevolusi dari amfibi kuno yang bernama Latin Tiktaalik roseae. Tiktaalik roseae tersebut berevolusi dari ikan yang “mencoba” keluar dari air dan hidup di darat. Ikan berevolusi dari hewan vertebrata (bertulang belakang) kuno. Singkatnya makhluk vertebrata kuno tersebut memiliki moyang bakteri kuno (archaebacteria) yang hanya memiliki satu sel yang sangat sederhana. Dan jika anda mempelajari tentang endosimbiosis, maka Anda akan lebih paham bagaimana bakteri yang sangat sederhana menjadi sel tumbuhan dan hewan yang lebih kompleks.
Archaebacteria

Pohon Filogenik Archaebacteria

3.Nenek Moyang Kuda Hanyalah Sebesar Kucing

Kuda modern (Equus) seperti yang kita ketahui lebih besar daripada manusia. Namun, ini sangat berbeda dengan moyangnya yang justru hanya sebesar kucing modern. Nenek moyang kuda tersebut bernama Hyracotherium (baca: hirakoterium) yang hidup di Amerika Utara dan Eropa atau Eohippus yang hidup di Amerika. Keduanya hidup pada zaman Eosen, 60 juta tahun yang lalu.

                Selain bertubuh sebesar kucing, moyang kuda ini juga mempunyai kaki depan yang berjari empat dan kaki belakang berjari tiga. Ini sangat berbeda sekali dengan kuda modern yang hanya memiliki satu kuku di setiap kakinya.
Evolusi Kuda


4. Embrio Manusia Mempunyai Buntut
                Embrio (jabang bayi) manusia dan mamalia lain memiliki kesamaan dengan embrio ikan, burung, dan reptil! Lihat gambar, bahkan embrio manusia punya buntut!
Perbandingan Embrio Ikan, Burung, Reptil, dan Manusia



5. Evolusi Terjadi Karena Seleksi Alam Bukan Karena Kehendak Makhluk Hidup Itu Sendiri

                Banyak sekali orang tidak percaya dengan teori evolusi karena beranggapan bahwa evolusi terjadi karena makhluk hidup berusaha menyesuaikan dirinya sedemikian rupa, baik dari aspek morfologi, fisiologi, bahkan genetis. Itu tidak terlalu salah dan juga tidak sepenuhnya benar. Karena beberapa makhluk hidup mempunyai kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungannya, misalkan bakteri. Jika berada di lingkungan yang tidak menguntungkan, semisal di tempat yang terlalu kering, maka beberapa bakteri “menidurkan” dirinya dengan cara memusatkan meateri genetisnya, baik DNA maupun RNA ke dalam endospora. Endospora ini bisa dianalogikan sebagai biji yang akan tumbuh menjadi bakteri kembali saat keadaan kembali menguntungkan. Salah satu bakteri yang dapat membuat endospora adalah Clostridium tetani, penyebab penyakit tetanus.
               
Bakteri dengan Endospora (Bagian Hitam di dalam Tubuh Bakteri
                Walau begitu, kemampuan makhluk hidup untuk beradaptasi tidak serta merta muncul begitu saja menurut kehendak makhluk hidup itu sendiri. Semua itu butuh proses yang dinamakan seleksi alam. Apa itu?

Seleksi alam berhubungan erat dengan genetika dan pewarisan sifat. Seleksi alam yang dimaksud dalam teori evolusi adalah teori bahwa makhluk hidup yang tidak mampu beradaptasi dengan lingkungannya lama kelamaan akan punah. Yang tertinggal hanyalah mereka yang mampu beradaptasi dengan lingkungannya. Dan sesama makhluk hidup akan saling bersaing untuk mempertahankan hidupnya.

Salah satu contoh seleksi alam adalah mengenai jerapah yang berleher panjang, namun itu sudah saya jelaskan di awal artikel ini. Contoh lain seleksi alam yang paling terkenal adalah tentang ngengat Biston betularia atau yang sering disebut dengan peppered moth (ngengat bercak). Dahulu, Biston betularia banyak di jumpai di daerah Inggris. Sesuai namanya peppered moth banyak yang berwarna putih dengan bercak-bercak hitam. Walau begitu ada juga Biston betularia  yang berwarna hitam legam, namun jumlahnya sangat sedikit dibandingkan dengan Biston betularia  yang berwarna putih bercak hitam. Warna putih bercak hitam ini berguna sebagai kamuflase terhadap lingkungannya yang berwarna serupa sehingga mereka tidak terlihat oleh pemagsa.

Ngengat Bercak Terkamuflase di Batang Pohon

Namun setelah adanya REVOLUSI INDUSTRI di Inggris, pabrik-pabrik sering menghasilkan banyak sekali jelaga hitam. Jelaga ini membuat pepohonan yang awalnya berwana putih-hitam menjadi hitam legam. Ini menguntungkan ngengat yang berwarna hitam, karena mereka menjadi terkamuflase dengan lingkungannya. Sebaliknya dengan ngengat yang berwarna hitam dengan bercak putih sekarang menjadi sangat mencolok dan menjadi mangsa mudah bagi predator. Alhasil sekarang populasi ngengat hitam menjadi jauh lebih banyak daripada ngengat putih bercak.
Ngengat Hitam Terkamuflase dengan Baik di Batang
Pohon Setelah Revolusi Industri
referensi:
http://id.wikipedia.org/wiki/Evolusi
http://en.wikipedia.org/wiki/Evolution
Karmana, Oman. 2008. Cerdas Belajar Biologi untuk Kelas X. Bandung: Grafindo.
Syamsuri, Istamar. 2007. Biologi Untuk Kelas XII B. Malang: Penerbit Erlangga.
Microsoft Encarta Encyclopedia

Sumber gambar:
*klik pada gambar*